简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Hak atas fotoAntara/RAISAN AL FARISIImage caption Petugas menata sejumlah mortir yang telah diambil
Hak atas fotoAntara/RAISAN AL FARISIImage caption Petugas menata sejumlah mortir yang telah diambil dari dalam tanah di rumah warga di Bandung, Jawa Barat, Selasa (5/3).
Aparat kepolisian dan TNI mengamankan lebih dari 100 mortir yang tertimbun di sebuah rumah di Jalan Ir. H. Djuanda 225 Kota Bandung, Selasa (5/3).
Mortir-mortir itu ditemukan oleh seorang pekerja bangunan yang menggali tanah untuk membuat pondasi rumah, pada Selasa pagi. Bahan peledak itu awalnya disangka sebuah knalpot motor.
“Kebetulan rumah saya sedang direnovasi. Tukang nemuin benda pada saat sedang menggali. Tukang mengira itu knalpot motor, ternyata pada saat dilihat dengan seksama itu mortir. Kami langsung menghubungi pihak berwajib,” ujar Kevin Permana, pemilik rumah, Selasa (5/3) malam WIB, kepada wartawan di Bandung, Julia Alazka.
Polisi kemudian mengerahkan Tim Penjinak Bom (Jibom) Brimob Polda Jabar untuk melakukan pengamanan sekaligus mengangkat mortir yang terkubur. Belakangan aparat menemukan sejumlah mortir lainnya.
Ditarik perangko peringatan Perang Dunia II: Pasukan AS 'mendarat di Papua'
Kisah empat perempuan Belanda yang memilih membela Indonesia
Granat peninggalan Perang Dunia I ditemukan di antara ribuan kentang yang dikirim dari Pranci
Dari hasil penggalian yang dilakukan sejak Selasa siang hingga malam, pukul 20.30 WIB, ditemukan sebanyak 88 mortir yang kondisinya sebagian masih aktif. Ketika pencarian dilanjutkan pada Rabu (6/3) didapatkan 20 mortir lainnya.
Mortir-mortir itu kemudian dibawa ke Paldam III Siliwangi untuk diteliti lebih lanjut.
“Secara umum, memang sudah rusak, sudah berkarat semua. Namun ada beberapa bagian yang bagus, artinya masih utuh dari kepala sampai ekornya. Yang kita khawatirkan, ada beberapa butir yang pemicu peledaknya masih bagus sehingga kalau tidak diperlakukan hati-hati, bisa meledak,” kata Komandan Kodim BS 0618 Bandung, Letkol Infantri Herry Subagyo, saat dihubungi Rabu pagi (6/3).
“Untuk memastikannya kita harus menunggu bagian amunisi yang akan melakukan pengecekan. Yang pasti dalam kondisi seperti ini kita tidak bisa spekulasi, berapa persen membahayakan, tapi dari kondisi yang masih utuh, masih bagus, ada sekitar 50 hingga 60 persen,” sambungnya.
Hak atas fotoAntara/RAISAN AL FARISIPeninggalan Perang Dunia II
Melihat dari fisiknya, Herry menyebutkan granat mortir itu peninggalan Perang Dunia Kedua, namun tak bisa dipastikan apakah milik militer Belanda atau Jepang. Mortir-mortir tersebut, kata Herry, adalah tipe kaliber 80 yang memiliki daya ledak tinggi.
“Kalau jenis secara umum granat mortir kaliber 80, tapi secara spesifik masih menunggu hasil pengecekan dari Paldam. Daya ledaknya kalau secara umum kita lihat dari kalibernya itu antara 20 sampai 30 meter membahayakan dan mematikan,” papar Herry.
Hak atas fotoiStimewaImage caption Sejumlah mortir yang diambil dari dalam tanah.
Diperkirakan masih ada sejumlah mortir yang tertimbun di lokasi yang selain berfungsi sebagai rumah tinggal juga restoran. Aparat TNI dan Polri akan melanjutkan proses penggalian dan menyisir sekitar lokasi penemuan hingga seluruh mortir terangkut.
Kita rencanakan deteksi dulu, apakah di sekitar masih ada lokasi lainnya yang patut diduga masih tersimpan mortir di dalamnya."
“Kita lakukan upaya untuk mengecek, kalau memang ada, karena ini jumlahnya cukup besar. Kita lakukan tindakan khusus supaya setidaknya kita bisa antisipasi kemungkinan yang terjelek yang akan terjadi” kata Herry.
Hak atas fotoAntara/RAISAN AL FARISIImage caption Anggota Gegana Polda Jabar mengambil mortir dari dalam tanah di rumah warga di Bandung, Jawa Barat, Selasa (5/3). Fasilitas militer?
Herry belum bisa memastikan apakah lokasi penemuan puluhan mortir itu dulunya adalah fasilitas militer.
Tak jauh dari lokasi penemuan mortir terdapat Gua Belanda serta Gua Jepang yang dulunya tempat aktivitas militer kedua negara yang pernah menjajah Indonesia. Kedua gua itu kini menjadi tempat wisata di Kawasan Dago Pakar.
Adapun pemilik rumah, Kevin mengaku kaget dengan temuan puluhan mortir itu. Sejak 1960, keluarganya menempati rumah itu dan tidak pernah menduga di bawahnya tertimbun bahan peledak yang berbahaya.
“Kita sekeluarga sih kaget aja ada penemuan seperti ini, tapi ya ini salah satu bagian dari sejarah kita. Apalagi Bandung jadi saksi sejarah perang dengan Belanda dan Jepang,” ujar pria 27 tahun itu.
Menurut Kevin, tetangganya juga sempat kaget dengan temuan mortir itu, tapi tidak terjadi kepanikan.
“Tetangga sama kaget, tapi mereka mah foto-foto aja,” katanya sambil tertawa.
Kevin tidak bisa memperkirakan ada fasilitas apa di rumahnya dulu hingga ditemukan mortir-mortir. Saat kakeknya membeli rumah itu, hanya ada lahan kosong di sekitarnya.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.