简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Hak atas fotoBBC IndonesiaImage caption Hendra mengaku fokus pada pertandingan dan tidak terlalu mem
Hak atas fotoBBC IndonesiaImage caption Hendra mengaku fokus pada pertandingan dan tidak terlalu memikirkan cedera, sementara Ahsan mengatakan pengalaman membuatnya tenang.
Pemain ganda putra veteran Indonesia, Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan, membuat kejutan dengan menjuarai ganda putra kejuaraan bulutangkis All England 2019 di Birmingham, Inggris, Minggu (10/03).
Hendra/Ahsan di babak final mengalahkan pasangan muda Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, 11-21 21-14 dan 21-12.
Liliyana Natsir teteskan air mata akhiri karier bulutangkis dengan laga final Indonesia Master
All England 2019: Kevin/Marcus dan Anthony Ginting tersingkir pada babak pertama
Pancasila dan keragaman dalam bulutangkis yang berhasil kibarkan 'merah putih'
Hendra turun di babak final dalam keadaan cedera di kaki kanan, yang didapat saat menang di babak final hari Sabtu (09/03). Inilah yang membuat pelatih ganda putra, Herry IP, mengaku surprised dengan kemenangan ini.
“Terus terang saya surprised (terkejut). Kondisi Hendra kan tidak 100%. Meski kondisinya lebih baik dari kemarin, cedera kan tak bisa dipulihkan dalam waktu satu hari,” kata Herry kepada wartawan BBC News Indonesia, Mohamad Susilo.
“Makanya, terus terang saya surprised mereka bisa juara. Perjuangan mereka luar biasa,” kata Herry.
Pengalama
Hendra mengakui bahwa kondisinya memang tidak fit sepenuhnya namun ia tak terlalu memikirkan kakinya tersebut.
Hak atas fotoBBC IndonesiaImage caption Pelatih ganda putra Herry IP mengatakan kemenangan Hendra/Ahsan harus bisa menjadi pemacu bagi pemain-pemain muda.
Ahsan mengatakan kemenangan di partai puncak ini tak lepas dari pengalaman turun di berbagai pertandingan internasional.
“Kita harus fight. Jangan mudah menyerah. Set pertama kalah, kita harus tetap semangat,” kata Ahsan.
“Pengalaman membuat kami tetap tenang. Kami tertekan di set pertama, tapi di set kedua kami balik menekan dan di set penentuan kami menang,” tambahnya.
Pelatih ganda putra Herry IP mengatakan kemenangan Ahsan/Hendra mengirim pesan kepada pemain-pemain muda untuk tidak boleh meremehkan pemain veteran.
“Yang senior saja masih bisa juara, tentunya yang muda-muda tentunya juga bisa,” kata Herry.
Hak atas fotoOLI SCARFF/AFPImage caption Aaron Chia (kiri) dan Soh Wooi Yik (kanan) harus mengakui ketangguhan pasangan ganda Indonesia, Hendra/ Ahsan, di arena All England 2019.
Adapun pemain Malaysia, Aaron Chia, mengakui bahwa dirinya dan Soh Wooi Yik kalah pengalaman dari Ahsan/Hendra.
“Mereka bermain tenang dan bisa mengatur irama permainan,” kata Chia.
Bagi Ahsan/Hendra ini adalah gelar juara All England yang kedua setelah duo ini menjadi yang terbaik di All England 2014. Juara bertahan tahun lalu, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, tersingkir di babak awal. Kevin/Gideon tadinya berharap bisa meneruskan prestasi mereka yang menjuarai All England pada 2017 dan 2018.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.