Kontrak Berjangka S&P 500 Futures Abaikan Tantangan Geopolitik Di Hong Kong dan AS Di Tengah Suasana Risk-On Yang Luas

• Kontrak berjangka S&P 500 mencetak kenaikan beruntun tiga hari untuk menantang rekor tertinggi yang dicatat pada bulan Februari.

• Benchmark Wall Street menunjukkan rekor intraday sehari sebelumnya karena data AS menjaga momentum pemulihan, Demokrat berkompromi untuk stimulus.

• Kebakaran hutan di California, topan di Hong Kong bergabung dengan berita utama Tiongkok-AS akan menahan pembeli.

  {4}

• Risalah rapat FOMC akan menjadi kuncinya, petunjuk apa pun untuk paket bantuan Amerika dapat disambut dengan semangat.

  {4}

Kontrak berjangka S&P 500 meningkatkan tawaran beli mendekati 3.392 di tengah perdagangan awal Tokyo pada hari Rabu. Barometer risiko naik untuk hari ketiga berturut-turut setelah berbalik arah dari 3.350, dicapai pada hari Jumat.

Dengan demikian, derivatif ekuitas AS mengabaikan keadaan darurat di California sementara juga memperhatikan sedikit topan di Hong Kong yang menghentikan perdagangan hari ini di bursa Hong Kong. Selanjutnya, ketidaksukaan Presiden AS Donald Trump terhadap Beijing juga diabaikan bahkan ketika pemimpin Republik tersebut mengatakan dia menunda pembicaraan dan tidak ingin bernegosiasi dengan Tiongkok, untuk saat ini. Selain itu, peningkatan terbaru kasus virus corona (COVID-19) dari Jerman dan Perancis juga diabaikan.

Alasannya bisa dilacak dari berita utama terbaru yang menyarankan persetujuan Tiongkok-Amerika untuk menggandakan penerbangan antara AS dan Tiongkok. Juga, kesiapan Ketua DPR AS Nancy Pelosi untuk membatasi permintaan Demokrat demi memecahkan kebuntuan stimulus yang mendukung sentimen nada risiko. Selain itu, surutnya kasus pandemi di Australia dan optimisme PM Selandia Baru juga mendukung sentimen risk-on.

Di tengah semua katalis ini, Nikkei 225 Jepang naik 0,12% menjadi 23.080 sementara ASX 200 Australia naik lebih dari 0,80% untuk menyerang 6.175 pada saat berita ini ditulis. Lebih lanjut, imbal hasil Treasury AS 10-tahun terus menurun, sekarang pada 0,66%, yang pada gilirannya membebani indeks dolar AS (DXY) mendekati terendah baru sejak Mei 2018. Perlu disebutkan bahwa S&P 500 melonjak ke rekor tertinggi mendekati 3.390 selama perdagangan hari sebelumnya di Wall Street.

Dengan kurangnya data ekonomi utama dalam kalender ekonomi menjelang risalah rapat FOMC AS, pelaku pasar akan mencari berita utama tentang perang perdagangan, virus, dan stimulus untuk dorongan baru.