简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Harga emas kembali naik minggu ini, mendekati level tertinggi dalam satu bulan terakhir. Kenaikan ini mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap ketidakpastian sistemik yang semakin sering terjadi. Buka
Harga emas kembali naik minggu ini, mendekati level tertinggi dalam satu bulan terakhir. Kenaikan ini mencerminkan kekhawatiran pasar terhadap ketidakpastian sistemik yang semakin sering terjadi. Bukan sekadar aksi lindung nilai biasa, tapi mencerminkan evaluasi ulang terhadap kepercayaan global terhadap dolar AS, bank sentral, rantai pasokan, dan sistem globalisasi.
1. Dolar AS Kehilangan “Premi Institusional”?
Kenaikan tarif baja dan aluminium oleh AS hingga 50%, serta ancaman balasan Uni Eropa terhadap produk AS senilai €95 miliar, mencerminkan keretakan sistem, bukan sekadar friksi perdagangan. Morgan Stanley menyebut tarif sebagai “pajak tidak langsung bagi konsumen dalam negeri.” Kami melihatnya sebagai sinyal bahwa dominasi dolar sebagai pemimpin tatanan global mulai dipertanyakan. Ketika Washington makin sering menggunakan kebijakan tarif sebagai senjata politik, kepercayaan terhadap dolar terkikis—dan emas pun mendapat momentum dari krisis kepercayaan ini.
2. The Fed Hadapi Dilema, Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Naik
PMI manufaktur AS turun ke 48,5, terendah dalam enam bulan terakhir, sementara waktu pengiriman suplai melonjak ke rekor tertinggi dalam tiga tahun. Ini menunjukkan kekhawatiran perusahaan terhadap masa depan. Jika produksi terhenti dan stok habis, The Fed mungkin terpaksa melonggarkan kebijakan di bulan September. Saat ini, probabilitas pasar terhadap pemangkasan suku bunga September telah naik ke 70%, menandakan kekhawatiran serius terhadap perlambatan ekonomi.
3. Perang Menjadi Sumbu Ketidakpastian Sistemik
Gagalnya negosiasi damai Rusia-Ukraina hanya dalam satu jam dan serangan 117 drone oleh Ukraina menandakan eskalasi konflik yang bersifat sistemik. Data LBMA menunjukkan lonjakan pembelian institusional tiga kali lipat pasca konflik. Ini bukan aksi spekulatif, tapi bentuk relokasi risiko jangka panjang.
Kesimpulan:
Secara jangka menengah dan panjang, prospek emas tetap kuat karena ketidakpastian global yang berkelanjutan. Namun untuk jangka pendek, tekanan mulai terlihat. Jika konflik geopolitik terus meningkat, tidak menutup kemungkinan harga emas menembus level resistance dan memasuki fase revaluasi baru. Pergerakan emas kini mencerminkan “kecemasan sistemik” global, bukan sekadar pola teknikal biasa. Jika stabilitas jangka pendek diragukan, peluang bullish emas masih terbuka.
📊 Level Teknis Emas:
Saat ini, harga emas menghadapi tekanan resistensi di level $3.400 per ons, yang menjadi titik uji penting bagi kelanjutan tren naik. Namun, tanpa adanya katalis geopolitik baru atau data ekonomi yang mendukung, pergerakan harga berpotensi memasuki fase konsolidasi atau koreksi teknikal.
Resistance: $3.400/ons
Support: $3.248 / $3.270 / $3.365 per ons
📌 Catatan Risiko: Semua pandangan, analisis, dan data di atas merupakan opini pasar umum dan bukan saran investasi. Seluruh tanggung jawab atas keputusan investasi berada pada pembaca. Harap berinvestasi secara bijak.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.