简体中文
繁體中文
English
Pусский
日本語
ภาษาไทย
Tiếng Việt
Bahasa Indonesia
Español
हिन्दी
Filippiiniläinen
Français
Deutsch
Português
Türkçe
한국어
العربية
Ikhtisar:Independensi The Fed DiujiLaporan Bloomberg mengenai kemungkinan Trump memecat Powell, meskipun telah dibantah dan dijawab secara ambigu, sesungguhnya mengungkap satu masalah mendasar: independensi Th
Independensi The Fed Diuji
Laporan Bloomberg mengenai kemungkinan Trump memecat Powell, meskipun telah dibantah dan dijawab secara ambigu, sesungguhnya mengungkap satu masalah mendasar: independensi The Fed tidak sekuat yang dibayangkan di bawah tekanan politik.
Tekanan terus-menerus ini bisa secara halus memengaruhi keputusan kebijakan moneter di masa depan. Jika bank sentral terus-menerus ditekan, bisakah mereka tetap netral dalam keputusan penting seperti kenaikan atau penurunan suku bunga? (Apakah kita akan melihat penurunan suku bunga besar seperti tahun 1970-an karena tekanan presiden? Jangan lupakan bahwa ketika Ketua The Fed terakhir kali tunduk pada Presiden, AS terjebak dalam dekade stagflasi!)
Sumber gambar: Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) - Inflasi tahun 1970-an
Selain itu, Trump juga menyoroti soal “pemborosan anggaran” dalam renovasi kantor pusat The Fed. Namun, niat sebenarnya mungkin adalah untuk mencari celah serangan baru dan mencoba melemahkan kredibilitas The Fed dari sisi fiskal. Semua ini pantas untuk terus kita amati, karena tidak hanya berdampak pada harga emas, tapi juga menyangkut kepercayaan pasar finansial global.
Di Balik Data PPI “Lunak”: Waspadai Inflasi yang Tersembunyi
Data PPI bulan Juni AS yang terlihat “lunak” memang sempat mendukung harga emas karena mengurangi kekhawatiran akan pengetatan kebijakan The Fed dalam waktu dekat. Namun, kita tidak bisa berhenti hanya pada angka permukaan. PPI tahunan masih naik 2,3%, yang menandakan tekanan inflasi tetap ada.
Lebih penting lagi, laporan Beige Book dari The Fed menyatakan bahwa tarif telah mendorong kenaikan biaya dan perusahaan mulai menyesuaikan harga lebih awal. Ini seperti bom waktu—kelembutan sementara mungkin hanyalah “ketenangan sebelum badai.”
Harga sektor jasa yang lemah belum tentu bisa menahan kenaikan harga barang akibat tarif. Bila harga jasa mulai stabil dan naik kembali, serta biaya tarif ditransfer ke konsumen, inflasi bisa kembali meledak lebih cepat dari dugaan. Dari perspektif ini, emas sebagai alat lindung nilai terhadap inflasi jangka panjang mungkin sedang diremehkan pasar.
Sumber gambar: Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) - PPI AS JuniVolatilitas Dolar dan Obligasi: Sinyal Kerapuhan Kepercayaan Pasar
Fluktuasi tajam dolar dan obligasi pada hari Rabu—seperti penurunan USD/JPY, kenaikan EUR/USD, serta pembalikan mendadak imbal hasil obligasi—mengindikasikan bahwa kepercayaan pasar terhadap ekonomi dan kebijakan AS masih rapuh.
Meskipun penolakan Trump terhadap laporan pemecatan Powell meredakan kekhawatiran sesaat, namun pembalikan pasar yang cepat menunjukkan betapa sensitifnya pasar saat ini. Dolar, sebagai mata uang cadangan dunia, akan menjadi sangat volatil saat kredibilitasnya diragukan—dan ini mendorong permintaan lindung nilai seperti emas.
Perlu dicermati bahwa imbal hasil obligasi 30 tahun sempat menyentuh level tertinggi dalam delapan minggu, mencerminkan kekhawatiran terhadap inflasi jangka panjang dan defisit fiskal. Sementara itu, pelebaran selisih antara obligasi tenor 2 tahun dan 10 tahun sering dianggap sebagai indikator awal resesi. Kombinasi sinyal ini bisa memperbesar ketidakpastian ekonomi di masa depan—dan emas diperkirakan akan terus menarik sebagai aset safe haven.
Risiko Geopolitik: Kekuatan Fundamental Permintaan Emas
Serangan udara Israel ke Suriah adalah cerminan dari ketegangan yang masih berlangsung di Timur Tengah. Ini mengingatkan kita bahwa risiko geopolitik bukanlah insiden tunggal, melainkan bisa menjadi pemicu konflik regional yang lebih besar. Kompleksitas kawasan ini membuat setiap percikan bisa menyulut ketegangan besar. Jika eskalasi terjadi, dampaknya terhadap pasar global sangat besar—dan emas akan menjadi aset lindung utama.
Kesimpulan: Emas Tetap Jadi Pilar Portofolio
Terlepas dari volatilitas jangka pendek, empat faktor utama—tekanan politik terhadap independensi bank sentral, risiko inflasi tersembunyi, kepercayaan pasar yang rapuh, dan risiko geopolitik yang meningkat—akan terus menopang harga emas dalam jangka panjang. Emas tetap layak sebagai elemen penting dalam portofolio investasi.
【Analisis Teknikal GOLD/USD】
Tren naik emas masih utuh, namun sedang berkonsolidasi di sekitar $3.340. RSI menunjukkan sedikit penurunan namun tetap di zona netral.
Untuk mempertahankan momentum bullish, emas perlu menembus $3.375 untuk membuka jalan menuju $3.400.
Sebaliknya, jika turun di bawah $3.320, harga bisa menguji zona support $3.282–$3.285.
📈 Resistance: $3.375, $3.400 per troy ounce
📉 Support: $3.320–$3.325, $3.282–$3.285 per troy ounce
⚠️ Peringatan Risiko:
Opini, analisis, riset, harga atau data lain dalam artikel ini disediakan sebagai komentar umum pasar dan bukan merupakan saran investasi. Semua risiko ditanggung sendiri oleh pembaca. Harap bertransaksi dengan bijak.
Disclaimer:
Pandangan dalam artikel ini hanya mewakili pandangan pribadi penulis dan bukan merupakan saran investasi untuk platform ini. Platform ini tidak menjamin keakuratan, kelengkapan dan ketepatan waktu informasi artikel, juga tidak bertanggung jawab atas kerugian yang disebabkan oleh penggunaan atau kepercayaan informasi artikel.